Senin, 15 Februari 2010

Batik Lasem Dikembangkan Lewat Extrakurikuler

SENI membatik nampaknya terus digalakkan untuk melestarikan budaya batik yang kian dikhawatirkan akan punah. Generasi penerus pembuat batik Lasem saat ini mulai langka dan sulit ditemukan, mereka kurang berminat pada seni batik, padahal seni membatik apabila digeluti sangat potensial tidak hanya dari segi ekonomis saja tetapi dari segi pelestarian budaya tradisionil. Merasa terpanggil untuk peduli dan ingin melestarikan batik Lasem, SMPN satu atap Bendo kecamatan Sluke mengajarkan ilmu membatik dalam ekstra kurikuler.
Kepala Sekolah SMPN 1 Atap Bendo, Cuk Dwi Santoso saat ditemui di sela-sela membimbing anak belajar membatik mengatakan, salah satu upaya mendukung pelestarian seni budaya batik, SMPN 1 atap Bendo memasukkan pelajaran membatik pada kegiatan ekstrakulikuler, dan ternyata hampir seluruh murid antusias mengikutinya.
“Batik lasem sudah terkenal sejak ratusan tahun silam, apabila punah maka Rembang akan kehilangan seni berusia tua tersebut dan dapat dipatsikan tidak ada lagi yang dapat dibanggakan,” ucap Cuk.
Sebetulnya sekolah sendiri akan measukkan dalam pelajaran wajib dalam kurikulum pada muatan lokal. Hal tersebut di maksudkan supaya anak –anak apabila nantinya tidak melanjutkan kejenjang pendidikan sekolah mempunyai bekal ketrampilan yang bermanfaat untuk masa depannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar