Senin, 15 Februari 2010

Batik Lasem dan Dekranasda


Sementara itu Ketua Dekranasda Rembang, Ny Umy Jazilah Salim dihubungi terpisah menyatakan, pihaknya selaku lembaga yang berkecimpung menangani bidang kerjainan menyambut gembira terwujudnya 3 show room tempat memamerkan hasil kerajinan asli kabupaten Rembang.
Ny Umy berjanji tidak akan menganakemaskan salah satu produk. Menurutnya seluruh produk adalah unggulan kabupaten Rembang, sehingga harus mendapat perlakuan yang sama.
Pihaknya juga akan melakukan terobosan dengan pengusaha yang termasuk katagori besar di Rembang, agar mau peduli dengan industri kerajinan rumahan untuk dibina dan dibentuk pola bapak asuh.

Batik Lasem dan Hak Paten


Waluyo menjelaskan, pihaknya telah mengajukan hak paten ke Depertemen Hukum, Kehakiman dan HAM untuk kain batik. Dari 200-an motif batik Lasem, sedkitinya saat ini sudah ada 20 yang telah memilki hak paten.
Sementara itu Sudirman menjelas-kan, dari hasil pendataan terakhir (tahun 2007) saat ini jumlah pengrajin batik Lasem katagori besar ada 27 orang, kelompok pengrajin kecil mandiri sekitar 1.148 orang. Jumlah tenaga kerja laki-laki dan perempuan yang terserap di sektor batik mencapai 1.596 orang, dengan kapasitas produksi per bulan rata-rata 38.938 potong.

Batik Lasem dan Optimalisasi


Terkait dengan rencana grand opening 3 show room, Kadindagkop & UMKM Rembang, Drs H Waluyo MM didampingi Kabid Perindustrian Drs Sudirman menerangkan, untuk ruang pamer handycraft dan pusat oleh-oleh khas Rembang di lokasi TRPK hanya akan diperbaharui isinya agar pengunjung tidak bosan.
Griya batik selain nantinya sebagai ruang pamer dan penjualan kain batik tulis Lasem, setelah grand opening nanti akan ditambah kegiatannya. Setiap hari pengunjung selain melihat ratusan kain batik juga dapat menyaksikan 4 pekerja tengah membatik Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu diagendakan pembelajaran membatik kepada para pengunjung dan hasilnya dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.